Pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
Pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
Pemenang selalu punya program;
Pecundang selalu punya kambing hitam.
Pemenang selalu berkata, "Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda";
Pecundang selalu berkata, "Itu bukan pekerjaan saya."
Pemenang selalu melihat jawaban dalam setiap masalah;
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, "Itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa";
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit."
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "Saya salah";
Saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, "Itu bukan salah saya."
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang punya impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, "Saya harus melakukan sesuatu";
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan."
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka harus menang, orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang seperti thermostat (alat pengatur panas);
Pecundang seperti thermometer (alat pengukur panas).
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras tapi kata-kata lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak tapi kata-kata keras.
Pemenang berpegang teguh pada nilai-nilai tapi bersedia kompromi pada hal-hal remeh;
Pecundang berkeras pada hal-hal remeh tapi mengkompromikan nilai-nilai.
Pemenang menganut filosofi empati, "Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda";
Pecundang menganut filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda."
Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Pemenang berencana dan mempersiapkan diri untuk menang.
Kata kuncinya adalah persiapan.
(diambil dari buku Karya William Tanuwidjaja)